5 Kesalahan Umum Desainer Grafis Pemula (dan Cara Menghindarinya)

Memulai perjalanan sebagai desainer grafis adalah sebuah petualangan kreatif yang seru. Namun, di tengah semangat belajar, banyak pemula yang tanpa sadar terjebak dalam kesalahan-kesalahan umum. Kesalahan ini bukan hanya membuat desain terlihat amatir, tetapi juga bisa menghambat perkembangan skill Anda.

Jangan khawatir, semua desainer profesional pernah berada di posisi Anda! Mengenali kesalahan ini adalah langkah pertama untuk menjadi lebih baik. Mari kita bedah 5 kesalahan paling umum yang sering dilakukan desainer pemula dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Terlalu Banyak Menggunakan Font

Kesalahan paling klasik. Dengan ribuan font gratis yang tersedia, rasanya sangat menggoda untuk menggunakan banyak jenis font dalam satu desain untuk membuatnya “unik”. Hasilnya? Desain yang terlihat berantakan, tidak profesional, dan sulit dibaca.

  • Solusinya: Batasi diri Anda. Gunakan maksimal 2-3 jenis font yang saling melengkapi. Sebuah aturan praktis yang baik adalah menggunakan satu font Serif (font dengan kait di ujungnya, seperti Times New Roman) untuk judul dan satu font Sans-serif (tanpa kait, seperti Arial atau Helvetica) untuk isi teks, atau sebaliknya. Konsistensi adalah kunci.

2. Mengabaikan Hirarki Visual

Hirarki visual adalah seni menyusun elemen desain untuk menunjukkan tingkat kepentingannya. Ketika semua elemen (teks, gambar, ikon) berteriak sama kencang, audiens tidak tahu harus melihat ke mana dulu. Pesan utama Anda pun jadi tidak tersampaikan.

  • Solusinya: Tentukan elemen mana yang paling penting. Beri penekanan menggunakan ukuran, ketebalan (bold), warna, atau posisi. Misalnya, buat judul lebih besar dari subjudul, dan subjudul lebih besar dari paragraf. Ini akan memandu mata audiens secara alami dari informasi paling penting ke yang kurang penting.

3. Pemilihan Warna yang Buruk (Kontras Rendah)

Warna bisa membangun mood, tetapi jika salah digunakan, bisa merusak segalanya. Kesalahan umum adalah menggunakan warna teks yang terlalu mirip dengan warna latar belakang (misalnya: teks kuning muda di atas background putih). Akibatnya, teks menjadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk dibaca.

  • Solusinya: Utamakan keterbacaan (readability). Selalu pastikan ada kontras yang cukup antara teks dan background. Gunakan Color Contrast Checker online jika Anda tidak yakin. Pelajari dasar-dasar teori warna seperti warna komplementer, analog, dan triadik untuk menciptakan palet warna yang harmonis dan efektif.

4. Tidak Memberi “Ruang Bernapas” (White Space)

White space (atau ruang negatif) adalah area kosong di sekitar elemen desain. Pemula seringkali ingin mengisi setiap sudut kanvas dengan teks atau gambar, berpikir bahwa ruang kosong adalah ruang yang terbuang. Padahal, white space justru membuat desain terlihat lebih bersih, elegan, dan fokus.

  • Solusinya: Jangan takut pada ruang kosong! Beri jarak yang cukup antar paragraf, di sekitar logo, dan di antara gambar. White space membantu mengurangi kekacauan visual dan meningkatkan pemahaman audiens terhadap konten Anda.

5. Takut pada Kritik dan Feedback

Menghabiskan waktu berjam-jam untuk sebuah karya hanya untuk menerima kritik memang bisa terasa menyakitkan. Namun, menghindari feedback karena takut akan menghambat pertumbuhan Anda secara drastis. Desain adalah tentang komunikasi, dan Anda perlu tahu apakah pesan Anda diterima dengan baik oleh orang lain.

  • Solusinya: Ubah mindset Anda. Lihatlah feedback bukan sebagai serangan personal, tetapi sebagai data berharga untuk perbaikan. Bergabunglah dengan komunitas desain seperti di Visuaw Academy, bagikan karya Anda, dan mintalah masukan yang konstruktif dari mentor atau sesama desainer.

1 komentar untuk “5 Kesalahan Umum Desainer Grafis Pemula (dan Cara Menghindarinya)”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *