Tombol Sempurna: 5 Tips Mendesain Tombol (Button) UI yang Efektif

Kemampuan mendesain tombol UI yang baik adalah skill krusial yang menjembatani antara desain grafis dan user experience (UX). Tombol adalah “pintu” yang memandu pengguna untuk melakukan aksi, dan jika Anda merancangnya dengan baik, ia akan terasa intuitif. Oleh karena itu, mari kita bahas 5 tips fundamental untuk menciptakan komunikasi yang jelas antara pengguna dan antarmuka.

Kemampuan mendesain tombol UI yang baik adalah skill krusial yang menjembatani antara desain grafis dan user experience (UX). Oleh karena itu, ini bukan hanya soal memilih warna yang bagus, tetapi tentang menciptakan komunikasi yang jelas antara pengguna dan antarmuka.

Infografis 5 tips mendesain tombol UI, menampilkan contoh tombol dengan kontras, ukuran, dan status yang baik

1. Buat Terlihat Seperti Tombol (Clarity)

Pertama-tama, aturan paling fundamental adalah sebuah tombol harus terlihat seperti sesuatu yang bisa Anda klik. Jangan membuat pengguna menebak-nebak.

  • Gunakan Isyarat Visual Umum: Biasanya, tombol memiliki bentuk persegi panjang dengan sudut yang sedikit tumpul atau bayangan halus yang membuatnya seolah “terangkat”.
  • Hindari Tampilan Teks Biasa: Hindari hanya menggunakan teks berwarna tanpa “wadah” yang jelas, karena pengguna bisa menyalahartikannya sebagai teks biasa.

2. Prioritaskan Kontras dan Keterbacaan

Agar efektif, pengguna harus mudah melihat tombol dan membaca teks di dalamnya.

  • Oleh karena itu, warna tombol harus memiliki kontras yang cukup dengan warna latar belakang halaman.
  • Selain itu, warna teks di dalam tombol harus memiliki kontras yang sangat tinggi dengan warna tombol itu sendiri. Sebagai contoh, teks putih di atas tombol biru tua jauh lebih baik daripada teks biru muda di atas tombol biru tua.

3. Gunakan Label Teks yang Jelas dan Aktif

Teks di dalam tombol (label) harus secara singkat dan jelas memberitahu pengguna apa yang akan terjadi jika mereka mengkliknya.

  • Gunakan Kata Kerja Aksi: Alih-alih menggunakan kata ambigu seperti “Oke” atau “Kirim”, gunakanlah frasa yang lebih deskriptif.
    • Buruk: “Kirim”
    • Baik: “Kirim Pesan Anda”
    • Buruk: “Lanjut”
    • Baik: “Lanjutkan ke Pembayaran”

4. Perhatikan Ukuran dan Jarak (Size & Spacing)

Selanjutnya, ukuran dan jarak tombol sangat memengaruhi pengalaman pengguna, terutama di perangkat mobile.

  • Ukuran yang Cukup: Tombol harus cukup besar agar mudah disentuh dengan jari tanpa salah klik. Panduan dari Apple dan Google merekomendasikan ukuran minimal sekitar 44 x 44 piksel.
  • Jarak yang Lega: Berikan white space atau ruang kosong yang cukup di sekitar tombol agar tidak berdempetan dengan elemen lain.

5. Rancang Berbagai Status Tombol (Button States)

Ini adalah teknik yang membedakan desainer UI profesional. Faktanya, sebuah tombol interaktif memiliki beberapa “status” visual untuk memberikan feedback kepada pengguna.

  • Default: Tampilan normal tombol.
  • Hover: Tampilan saat kursor mouse berada di atasnya (biasanya sedikit lebih terang atau lebih gelap).
  • Pressed/Active: Tampilan saat tombol sedang ditekan.
  • Disabled: Tampilan saat tombol tidak bisa diklik (biasanya berwarna abu-abu).

Dengan demikian, pengguna akan selalu tahu apa yang sedang terjadi saat mereka berinteraksi dengan tombol Anda.

Kesimpulan Mendesain tombol UI adalah perpaduan sempurna antara estetika visual dan fungsionalitas. Dengan memperhatikan kejelasan bentuk, kontras, label, ukuran, dan status, Anda bisa menciptakan pengalaman pengguna yang jauh lebih baik.

Kemampuan mendesain tombol UI adalah pintu gerbang menuju dunia UI/UX yang lebih luas. Siap belajar lebih dalam? Jelajahi kursus UI/UX Design di Visuaw Academy!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *